Jepang Masuk Periode Resesi
Tokyo, carilahmas.com – Hari ini, Senin (8/6/2020), Jepang mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2020 menyusut 2,2 persen. Meski demikian, angka ini lebih baik dari estimasi sebelumnya yang memperkirakan kontraksi 3,4 persen.
Jepang resmi memasuki periode resesi terburuk pascaperang dengan AS di era 1940an. Resesi ditandai dengan kontraksi selama dua triwulan berturut-turut. Pada kuartal empat tahun lalu, perekonomian Jepang mengalami kontraksi 7,2 persen akibat kenaikan pajak penjualan dan perang dagang AS-Tiongkok.
Resesi di Jepang tampaknya akan bertambah buruk seperti yang diindikasikan oleh data ekspor, manufaktur dan tenaga kerja di bulan April
Ekonom Capital Economics Tom Learmouth mengatakan, dalam waktu dekat ini, pertumbuhan ekonomi Jepang tidak akan kembali ke level sebelum Covid-19 melanda, meskipun data PDB lebih baik dari estimasi awal dan status darurat Covid-19 di Jepang sudah dicabut. Learmouth memprediksi perekonomian Jepang menyusut 6,5 persen tahun ini.
“Data PDB Q1 cukup menyejukkan mengingat di Q2, produksi terus menurun. Kami memperkirakan PDB akan kontraksi lagi sebesar 9 persen di Q2 2020. Perekonomian pulih secara bertahap dan status darurat dicabut, tetapi rebound tampak mustahil karena ancaman gelombang kedua masih menghantui,” kata dia.
Menghadapi masa depan yang suram, pasar modal Jepang justru menguat hari ini. Indeks Nikkei 225 Tokyo naik 0,83 persen di awal perdagangan.
Naoya Oshikubo, ekonom senior di Sumitomo Mitsui Trust Asset Management mengatakan kenaikan pasar modal ditopang oleh data ketenagakerjaan AS, bukan data PDB Jepang. Pekan lalu, Kementerian Tenaga Kerja AS mengatakan jumlah tenaga kerja naik 2,5 juta orang di bulan Mei, sementara tingkat pengangguran turun ke 13,3 persen.
“Data belanja modal cukup baik, di atas ekspektasi, tetapi pasar tidak memperhatikan data itu. Kenaikan hari ini karena data tenaga kerja AS,” kata dia.
Belanja modal perusahaan di Jepang menunjukkan pertumbuhan 1,9 persen, di atas estimasi awal yaitu menurun 0,5 persen.
Kepala Ekonom Norinchukin Research Institute, Takeshi Minami, mengatakan butuh waktu lama bagi Jepang untuk kembali ke level sebelum Covid-19.
“Perekonomian berpotensi rebound di bulan kuartal ketiga ditopang oleh konsumsi swasta. Tetapi, belanja modal mungkin melambat. Kita harus waspada akan bahaya gelombang kedua karena perekonomian bisa kembali terjungkal,” kata dia.
click for follow us on Facebook carilamas always be updated, get berita terkini on time Share on Social Media
Komentar
Posting Komentar